Tuhan bersama Mahasiswa semester lima



Yap! Tak terasa saya sudah berjalan di aspal dengan papan penunjuk bertuliskan “Anda memasuki semester lima”. Setelah penanda itu terbaca, kemudian ada suara-suara kecil yang berbisik dalam hati, “Gak kerasa, ya, udah semester lima ajah!” lalu semakin yakinlah bahwa kiamat sebentar lagi terjadi, karena ada di point sebuah kitab yang mengatakan bahwa “Akan tiba masanya, waktu yang datang begitu cepat; dan tak terasa”

Tapi di semester ini, sepertinya saya mengalami banyak kecelakaan; dalam bidang akademis. Jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) saya di semester ini tinggal 6 SKS yang berarti 2 Mata Kuliah sisanya, yaitu Filsafat Seni dan Filsafat Sastra. Sekedar informasi, bahwa Mata Kuliah Filsafat Seni saya pun sedang terancam karena saya belum mengumpulakan makalah tentang seni, juga presentasinya, yang setelah kedua tugas itu terselesaikan mahasiswa bisa mengikuti Ujian Akhir Semester; dengan tenggat waktu pengumpulan tugas tidak kurang dari 3 jam lagi. Whhaaattttt????

Bukannya tanpa alasan. Satu-satunya alat tempur kami, alat transportasi kami –yang setelah ini dibaca laptop, sedang mengalami crash dan baru selesai diperbaiki barusan. Saya tekankan lagi pada artikulasi yang bulat; barusan. Hmm, maaf saya tegaskan lagi huruf per hurufnya; B-A-R-U-S-A-N-!_.

Mungkin Dosen dan PA (Pembimbing Akademik) saya akan berkata,

“Ah, alasan saja kamu!” nadanya akan setengah tinggi, dan saya yakin dahinya pun sedang mengernyit.

“Bu! Segala sesuatunya di dunia ini, ada, tidak ada, ada yang sekaligus tidak ada, atau bahkan tidak ada yang di-ada-kan, pasti memiliki alasan. Burung berkicau dan embun menetes dengan lanskap pagi hari pun pasti ada alasannya. Kenapa embun yang basah, kemudian rebah di atas tanah yang tabah, jatuh meluluh. Sedang diwajahmu, Bu, menggantung titik-titik peluh; mereka pasti tau siapa yang berhak menadahnya, menyekanya.” hanya bisik dalam hati.

Semoga Tuhan bersama mahasiswa semester lima. Aamiin.

Komentar